Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

MAKNA TUMPEK ATAG / TUMPEK UDUH / TUMPEK BUBUH/ DALAM METOLOGI HINDU DI BALI

Gambar
MAKNA TUMPEK ATAG / TUMPEK UDUH / TUMPEK BUBUH/ DALAM METOLOGI HINDU DI BALI PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Tumpek sangat erat kaitannya dengan Kalender Hindu di Bali. Tumpek dalam metologi Hindu, dimasyarakat awam sering dikatakan otonannya, bisa dibilang ulang tahun Bali otonan (6 bulan sekali ‘) sutu peringatan sebagai ungkapan rasa syukur dan trimakasih. Di mana umat Hindu membuat sesajen/upakara untuk memuja Hyang Widhi Wasa, karena beliau telah melimpahkan segala wara nugraha-Nya kepada kita dari hasil atau manfaat yang kita dapat manfaatkan untuk membantu kita hidup. Adapun bebrapa jenis tumpek menurut Hindu di Bali antara lain: 1. Peringatan Kemaha Kuasaan Hyang Pasupati diperingati oleh umat hindu di Bali dengan sebutan Tumpek Landep.  Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Pasupati atas ciptaanya, sehingga atas analisis dari manusia menggunakan ketajaman Jnananya sehingga berhasilah mengolah logam logam yang dipergunakan untuk melancarkan ...

Makna Hari Kajeng Kliwon Bagi Umat Hindu (BALI)

Gambar
Makna Kajeng Kliwon Dalam setiap penanggalan pertemuan Pancawara (Umanis Pahing Pon Wage Kliwon) dengan Triwara (Pasah Beteng Kajeng) diperingati sebagai hari turunnya para bhuta untuk mencari orang yang tidak melaksanakan dharma agama dan pada hari ini pula para bhuta muncul menilai manusia yang melaksanakan dharma. Rerainan Kajeng kliwon diperingati setiap 15 hari sekali pada saat itu kita menghaturkan segehan Macawarna. Maksud dan tujuan menghaturkan segehan ini merupakan perwujudan bhakti dan sradha kita kepada Hyang Siwa ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa) telah mengembalikan (Somya) Sang Tigabhucari. Berarti kita telah mengembalikan keseimbangan alam niskala dari alam bhuta menjadi alam dewa (penuh sinar), sedangkan sekalanya kita selalu berbuat trikaya parisudha dan niskalanya menyomyakan bhuta menjadi dewa dengan harapan dunia seimbang. Dyah Maya Kresna rupanya putih kekuning-kuningan menjadi Sang Batur Kalika. Sang Bajradhaksa menjadi bhuta ijo (berwarna hijau/Sang Bhuta Wilis), Sang...

PERKAWINAN IDEAL MENURUT AGAMA HINDU

Gambar
PERKAWINAN MENURUT AGAMA HINDU Dalam agama Hindu di Bali istilah perkawinan biasa disebut Pawiwahan. Pengertian Pawiwahan itu sendiri dari sudut pandang etimologi atau asal katanya, kata pawiwahan berasal dari kata dasar “ wiwaha”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata wiwaha berasal dari bahasa sansekerta yang berarti pesta pernikahan; perkawinan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997:1130). Pengertian pawiwahan secara semantik dapat dipandang dari sudut yang berbeda beda sesuai dengan pedoman yang digunakan. Pengertian pawiwahan tersebut antara lain: menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dijelaskan pengertian perkawinan yang berbunyi: “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat saya simpulkan bahwa pawiwahan adalah ikatan lahir batin (skal...